By : Wegi Dwi Sapto
Keretaku kini lagi-lagi pergi….
Kiranya, Masih membekas basah air mata itu.
Mengalir habis kusepuh...
Cukup sudah, sudah cukup.
Ini hati jerih sungguh.....
Mungkin aku kalah elok dengan pejantan itu.
Manakah hanya mungkin!
Aku cuma masinis berkecampang ...
Hanya punya cinta berbalut lubang...
Dan keadaan takkan lagi sama.
Di peron-peron mati kutunggu si jantung hati.
Dulu, ku tunggu sambil nangis meringkuk.
Ku kini tegak, bauku harum, rambut diminyak menekuk.
Dan sekali lagi,
Keadaan takkan lagi sama.
Ia Keukeuh dan aku rapuh,
Kulontar sekar ini di rel yang berpeluh.
”Tak akan ada lah kesemptan kedua”
Begitukah, biarlah....
Aku akan menguning bersama kidung senja.
Kau gadis, kau manis....
jika kau kembali dan aku mati.
duduk dan tunggulah sampai ku bangun lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar