By : Wegi dwi Sapto
Penaku telah hancur karnamu.
Dan kau hanya membelikan tinta tuk ku.
Kau paksa aku, menyajak dengan jemari saja.
Kutuliskan….
Dan kau suka….
Tapi, tak sepadan dengan tiap lepuhan di atas meja.
Kembali….
Tintaku telah habis karenamu.
Dan kau hanya membelikanku kertas.
Lagi-lagi kau paksa aku, menyajak dengan darah saja.
Kutuliskan….
Dan kau suka….
Tapi, tak sepadan dengan cecer luka di atas meja.
Kertasku habis….
Aku kembali untuk meminta.
Dan berharap….
kali ini kau belikan aku obat merah.
Tapi di balik tirai, tak lagi kau kudapatkan.
Aku berdarah meninggalkan luka.
Kau pergi meninggalkan luka.
Sajak tertulis meninggalkan luka.
Manggar, 22-08-2010, 08:33 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar